Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Masa Depan Ada Di Tangan Allah

Pendahuluan

Salah satu Pergumulan anak muda adalah masa depan.
Ada yang mengatakan masa depan adalah apa yang kita lakukan sekarang
Ada yang mengatakan masa depan tergantung pada keadaan dan lingkungan yang membentuk kita sekarang

Ada yang mengatakan masa depan adalah runtuntan pilihan yang kita lakukan

Ada juga yang mengatakan bahwa masa depan adalah apa yang kita pikirkan

Semua teori ini berpusat pada manusia

Tetapi apakah Alkitab mengatakan demikian?



Alkitab mengajarkan Allah yang berdaulat

       Menurut Arthur W. Pink, Allah yang diajarkan di Alkitab adalah Allah yang berdaulat mutlak atas seluruh cipataan, berkarya dalam ciptaan berdasarkan kehendak-Nya sendiri dan setiap kejadian dalam ciptaan berasal dari kehendak-Nya.

Menyebut Allah berdaulat sama halnya dengan menyebut Allah adalah Allah. Menyebut Allah berdaulat sama halnya dengan menyebut-Nya sebagai Yang Mahatinggi, yang berbuat menurut kehendak-Nya terhadap bala tentara langit dan penduduk bumi; dan tidak ada seorang pun yang dapat menolak tanggan-Nya dengan berkata kepada-Nya, “Apa yang Kaubuat?” (Dan. 4:35). Menyebut Allah berdaulat sama halnya dengan mengumumkan bahwa Ia adalah Yang Mahakuasa,  yang empunya segala kuasa di sorga dan di bumi, sehingga tak seorangpun dapat menggagalkan keputusan-keputusan nasehat-Nya, menghalangi tujuan-tujuan-Nya ataupun menentang kehendak-Nya (Mzm. 115:3). Menyebut Allah berdaulat sama halnya dengan menyebut-Nya sebagai yang “memerintah atas bangsa-bangsa” (Mzm. 22:29), yang menegakkan kerajaan-kerajaan dunia, dan yang menggariskan jalan kehidupan dinasti-dinasti  sesuai dengan perkenan-Nya. Menyebut Allah berdaulat sama halnya dengan menyatakan bahwa Dia adalah “Penguasa yang satu-satunya dan yang penuh bahagia, Raja di atas segala raja, Tuan di atas segala tuan” (1 Tim. 6:15). Demikianlah Allah yang digambarkan di dalam Alkitab.[1] 



Alkitab Mengajarkan Kehendak Allah Berdaulat

Allah yang berdaulat telah berkendak dan apa yang dikehendaki-Nya pasti jadi dan apa yang tidak dikehendaki-Nya maka tidak akan jadi, jika ada sesuatu yang jadi tanpa dikehendaki-Nya maka sesuatu tersebut lebih berdaulat dari pada Allah, jika sesuatu tersebut lebih berdaulat dari pada Allah, maka Allah bukanlah Allah tetapi sesuatu tersebut yang adalah Allah. Jadi tidak ada sesuatu pun yang jadi tanpa kehendak Allah

Alkitab mengajarkan bahwa kehendak Allah yang berdaulat adalah penyebab final dari segala sesuatu. Segala sesuatu berasal dari-Nya, yaitu penciptaan dan pemeliharaan (Mzm. 135:6; Yer. 18:6; Why. 4:11), pemerintahan (Ams. 21:1; Dan. 4:35), pemilihan dan penolakan (Rm. 9:15, 16; Ef. 1:11), penderitaan Kristus (Luk. 22:42; Kis. 2:23), kelahiran baru (Yak 1:18), penyucian (Fil. 2:13), penderitaan orang percaya (1 Pet. 3:17), hidup dan masa depan manusia (Kis. 18:21; Rm. 15:32; Yak. 4:15), dan bahkan hal yang terkecil dalam hidup (Mat. 10:29).[2] Alkitab juga mengajarkan Kedaulatan Allah terhadap kehendak bebas manusia (Ams. 16:1, 9, 33; 19:21; 21:1), kejahatan dan perbuatan dosa (Kej. 45:5-8; Kej. 50:19, 20; Hakim. 9:23; 1 Raj. 22:23; 1 Sam. 16:14, Kis 2:23; Kis 4:27, 28; Kis 3:18; Luk. 22:22).[3] Arthur W. Phink berpendapat: “Sia-sia kita membaca Kitab Suci, bila ternyata kita gagal dalam mengenali betapa segala tindakan manusia itu, baik yang jahat maupun yang benar, berada di dalam wilayah kekuasaan Tuhan Allah.” [4] 



Kehendak Allah Yang Berdaulat Tidak Tergantung Oleh Apapun (bebas)

Allah menentukan dengan bebas apa dan siapa yang diciptakan-Nya, waktu, tempat dan keadaan dari hidup semua ciptaan. Allah tidak di bawah kekuasaan apa pun dan Dia tidak tergantung oleh apa pun maka kehendak-Nya pun tidak tegantung oleh apa pun Ia bebas menentukan segala yang Ia inginkan (Maz 115:3, Why 4:11).



Kehendak-Nya ini Telah Menetapkan Segala Apa Yang Akan Terjadi

Allah berkendak apa yang akan terjadi maka kehendak-Nya ini ditetapkan maka yang telah ditetapkan pasti akan terjadi. Allah telah merencanakan segala sesuatu dan rencana-Nya berdasarkan kehendak-Nya yang bebas dan berdaulat. Rencana-Nya tersebut ditetapkan,karena itu Allah dengan kedaulatan-Nya mewujudkan apa yang ditetapkan-Nya (Ayb. 42:1; begitu juga masa depan kita Maz. 139:16, yes. 46:10). Dan ketetapan-Nya ini tidak akan berubah dan pasti terwujud/ telaksana (Ayb. 23:13,14, Ef 1:11).



Segala Yang Ditetapkan adalah Untuk Kemuliaan-Nya

Pusat dari apa yang Allah tetapkan bukanlah manusia, melainkan adalah untuk kemulian-Nya. Allah menjadikan segala sesuatu supaya diri-Nya dipermuliakan oleh ciptaan-Nya (Rm 11:36, Kol 1:16).



Kesimpulan

Jadi masa depan kita ada dalam kedaulatan Allah dan sudah ditetapkan Allah. Allah lah yang menjadikan masa depan kita dan bukan kita. Karena segala sesatu adalah dari Dia, dan oleh Dia dan kepada Dia . Bagi Dialah kemulian sampai selamanya.(Rm 11:36). Namun bukan berarti kita tidak boleh berencana, kita boleh berencana namun kita serahkan rencana kita kepada kehendak Allah (Yak. 4:13-15) dan juga kita harus terus kerja keras dan berjuang, karena kita tidak tahu apa yang Tuhan telah rencanakan bagi kita. Bagian kita adalah mentaati Firman-Nya (Ul. 29:29).

Pengertian ini juga sebenarnya memberikan suatu jawaban yang pasti dan melegakan kita, yaitu bahwa masa depan kita Allah yang menjadikan. Allah adalah maha bijaksana dan maha berhikmat jadi apa yang ditetapkan-Nya pasti berasal dari kebijaksanaan-Nya dan hikmat-Nya, termasuk masa depan kita. Jadi, pasti masa depan kita adalah yang terbaik dari Allah, karena hasil dari rancangan Yang Maha Bijaksana. Dan Maha Berhikamat “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikialah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan” (Yer. 29:11). Namun masa depan kita bukanlah untuk kemulian kita melainkan untuk kemuliaan Dia.



SOLI DEO GLORIA







By. Ranja G. Ginting




       [1] Arthur W. Pink, Kedaulatan Allah, (Surabaya: Momentum, 2005), 14

       [2] Louis Berkhof, Teologi Sistematika, 129

      [3] Menurut Edwin H. Palmer: “Segala hal yang terjadi setiap waktu dan di sepanjang sejarah di bumi ini – entah dengan benda-benda nonorganis, tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia, atau malaikat (yang baik dan yang jahat) – ada karena Allah menetapkan mereka. Termasuk dosa – kejatuhan Iblis dari Sorga, kejatuhan Adam, dan setiap pemikiran, kata-kata, dan tindakan yang jahat di sepanjang sejarah, termasuk dosa yang paling parah sekalipun, yaitu penghianatan Yudas terhadap Yesus Kristus – termasuk di dalam dekrit kekal Allah kita yang suci.” Edwin H. Palmer. Lima Pokok Calvinisme. (Surabaya: Momentum, 2005), 149 

      [4] Arthur W. Phink, Kedaulatan Allah, 43

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar